Lekang

Di Jogja segala dituang
Kata dan waktu meruncing
dalam jejak pencarian panjang
meruang renggang dan kini hampir hilang

Meski sajian ragam terbentang
Tak lagi cukup menghalang lekang
Mulai alum dan mengering
Larut di bimbang dan ter-saing

Ingin kupetik nikmat selagi sempat
Ketika keranjang kita penuh kucur lelah yang menjadi sempurna
tapi komposisi kata tak mampu pecahkan detik
Bahkan hanya sekadar tawar-menawar dengan senyap
Kita harus mengerang dengan laman penjangkau langit

Pukulan tanpa tenaga
Itukah kita?
Sebatas sadar dan terjaga
Atau aku sedang berlinang gugup membaca dengkur semesta?

Riwayat Nasib

​Kita telah datang kepada riak yang dangkal

Segala tumpah di jantung waktu – itu.

Juga rindu serupa jarak pada rumah kita tumbuh
Sesekali waktu kita lupa hendak meyebut jantung yang hanyut

Ketika kau masih sibuk menyusun duka atau barangkali dendam bahkan demam

Yang tersesat di jarum kompas

Mengenalmu maka aku pergi 

Semacam riwayat dengan matamu

Pada selembar peta 

Atau kita hanya menyusun kecemasan dibalik bisu kata-kata
Malam-malam tua dan kita hanya bersembunyi terlipat bilangan yang putus dan cacat

Atau barangkali kita sedang menyetak peruntungan nasib di lipatan kertas.

Muram

????????jarak
seperti bergegas
bercakap di diam
dalam hampir yang pucat
membiarkan keheningan
meyeret malam silam kian padam
dan begitulah!

Previous Older Entries