*Oleh: Khairi Firzany
“Dengan kecakapan dan kemampuan saya, apa yang saya dapat lakukan dan apa yang saya dapat hasilkan? “ Apakah mahasiswa itu dan siapakah mahasiswa itu? Mahasiswa adalah seseorang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi, sebatas itu kah pengertian dan hakekat dari mahaiswa sejati itu. Arus globalisai yang tidak dapat kita elakkan menuntut bukan hanya sekedar ”status “sebagai mahasiswa semata, akan tetapi juga tanggung jawab serta peran dan fungsinya yang harus dijalankan sesuai dengan posisi dan porsinya. Mahasiswa modern yang kebanyakan terjebak dalam rutinitas dan paradigma yang cenderung negatif dan terperangkap oleh kekuasaan akademik serta terkontaminasi dengan gaya hidup yang hedonis serta apatis, yang tentunya perlu kita redefinisikan kembali.
Mahasiswa yang peka akan kondisi sosial, mahasiswa yang menjunjung tinggi tri dharma perguruan tinggi, mahasiswa yang kritis dan peduli, bukan hanya sekedar taklid seperti yang tamapak dalam icon-icon dunia hiburan/per-televisi-an Indonesia dewasa ini, mahasiswa seperti itu sepi belakangan ini. Akan tetapi ini lah potret mahasiswa saat ini yang hanya memperindah dan memoderenkan wilayah eksternal (fisik) semata, seperti yang tampak dalam dunia hiburan tanah air yang melupakan nilai substansi dan lebih mengedepankan nilai eksistensi. Sebagai mahasiswa sudah seharusnya bisa dan mampu menyeimbangkan keadaan tersebut karena disitulah posisi mahasiswa yaitu sebgai agent of social control, karena kemoderenan tersebut harus diimbangi dengan pola pikir dan prilaku yang mengedepankan pemikiran yang rasional dengan menjunjung tinggi budaya luhur Bangsa ini. Jangan sampai kepekaan terhadap persoalan-persoalan moral, agama, dan budi pekerti sirna.
Kebiasan ini bila terus menerus berlanjut maka akan menjadi suatu kebiasaan yang bisa disebut sebagi budaya baru yang timbul akibat efek samping dari kesalah persepsian, dan pola yang salah yang didoktrinkan (modernisasi) terhadap masyakarat serta generasi muda, yang dicekoki dengan pola serta gaya hidup yang jauh dari nilai-nilai serta norma- norma luhur yang ada. Sehingga lahiriah dan duniawi dianggap lebih memiliki pesona dan daya pikat ketimbang urusan batiniah, kemanusiaan, budaya, dan religi.
Masih banyak sektor- sektor yang harus dibenahi, salah satunya adalah dunia pendidikan, karena generasi bangsa yang tangguh tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan yang kreatif, yang bukan hanya mengulangi apa yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya tetapi dapat menciptkan gagasan- gagasan baru yang penuh dengan inovasi yang tentunya dapat diterima oleh masyarakat.
Generasi yang mandiri dalam berkreasi, generasi yang memilki semangat dan keterampilan dalam membuat trobosan-trobosan untuk perubahan yang lebih baik. Karena masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh bumi nusantara ini kedepannya yang tentunya membutuhkan generasi yang progresif dan produktif seperti : pendidikan, populasi, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, demokrasi, energi, air, makanan, dan masih banyak lainya. Oleh karena itu pembangunan karakter adalah modal penting bagi generasi bangsa kedepanya yaitu dengan pembangunan karakter ke- Islaman dan ke- Indonesiaan yang menyatu dalam tubuhnya, pembangunan karakter intelektual yang diharapkan mampu memberikan konstribusi terhadap negara, serta karakter kepemimpinan yang merupakan tonggak keberhasilan bersama. Mari kita bersama renugnkan dan berbuat untuk kebaikan, dan perubahan. Semoga mahasiswa dapat melakukan apa yang telah digariskan yaitu sebagai agent of change serta agent of social control. Semoga.
Yk, 25 Maret 2011