Bahasa Musik sebagai Cermin Moralitas Bangsa

*Oleh: Khairi Firzany

“Bahasa merupakan cermin kebudayaan” mungkin pernyataan itu akan selaras bila dikaitkan dengan kondisi yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini. Bahasa yang merupakan rangkaian kata- kata yang digunakan oleh suatu bangsa untuk menyampaikan keinginannya (Mustofa Galayainiy), sudah barang tentu dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan penuturnya atau pemakainya.
Bila dilihat saat ini, untuk kasus kebahasaan khususnya bahasa yang digunakan dalam dunia musik atau ada juga yang menyebutnya sebagai puisi yang dilagukan, tetapi akhir- akhir ini pendapat yang mengatakan bahwa bahasa musik adalah bahasa sastra atau puisi yang dilagukan terbantahkan oleh realita yang ada karena menjamurnya lagu- lagu yang merupakan hasil karya manusia tersebut yang tidak menitik tekankan pada nilai keindahan bahasa atau kesussastraannya tetapi lebih cenderung menggunakan bahasa apa adanya, walaupun masih ada beberapa musisi yang memang mempunyai jiwa sastra dan seni yang tinggi sehingga ketika membuat suatu lirik atau lagu terdapat keindahan dalam segi sastranya atau gaya bahasanya.
Musik yang merupakan ekspresi kejiwaan dari sang pencipta, tentu sanagat dipengaruhi oleh latar belakang penciptanya. Dari mana asalnya, bagaimana ideologinya, pergaulan dan pergulatan sosialnya, pendidikannya, dan masih banyak aspek- aspek yang lain yang tentu juga sangat mempengaruhi seseorang tersebut dalam proses penciptaan lagu. Sehingga hasil atau karya yang tercipta tersebut dapat diterima dan dinikmati oleh khalayak.
Berkaitan dengan hasil atau karya cipta manusia tersebut, musisi ataupun pencipta lagu ketika menciptakan sebuah karya tentu akan mendasrkan penciptaan lagu, puisi atau kritik yang dilagukan tersebut pada sesuatu yang bersifat unik, berkesan, hal yang menyimpang, berkaitan dengan unsur- unsur pemerintah, hal yang sulit dilupakan, atau pun kisah perjalanan hidup. Baik itu berkaitan dengan proses kehidupan dimasyarakat, percintaan, kisah remaja, koruptor, dan kisah dan cerita- cerita lain yang diangkat menjadi inti sari dari sebuah lagu.
Dewasa ini begitu banyaknya aliran- aliran musik dan juga perbedaan karateristik individu yang menyusun didalamnya tentu juga akan melahirkan sesuatu yang berbeda. Tetapi saat ini menjamurnya lagu- lagu yang bercerita tentang, percintaan, perselingkuhan, dan bahkan tidak tanggung- tanggung bercerita tentang perjalanan sex yang bergitu fulgar, walaupun masih ada beberapa aliran musisi yang masih tetap pada aliran musiknya yang ditujukan untuk mengkritik pemerintah, religi, kasih terhadap kedua orang tua, kisah- kisah tentang alam atau bencana, dan beberapa yang lain. Hal tersebut sangat disayangkan, tetapi kenapa khalayak juga begitu banyak yang antusias terhadap lagu- lagu yang bercerita tentang perselingkuhan, penghianatan, kekerasan dan sejenisnya. Hal ini terjadi karena bisa dimungkinkan terdapat latar belakang yang sama atau mungkin juga ada kesamaan terhadap cerita dari kisah lagu tersebut.
Bila dapat dianalogikan seperti contoh demikan: “saya warga Sleman yang tinggal tidak jauh dari gunung merapi tetapi sekarang sedang berada diluar kota, ketika membaca surat kabar ada berita tentang gempa di Bantul, seketika itu sayapun menyikapinya dengan biasa- biasa saja. Tetapi ketika berita dalam surat kabar tersebut memberitakan tentang merapi erupsi lagi. Sacara spontan saya langsung terkejut, dan mendalami informasi disurat kabar tersebut”. Nah dari analogi diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan atau kedekatan emosional terhap suatu kisah atau tragedi yang pernah dialami oleh sesorang mempengaruhi keadaan seseorang.
Jadi berkaitan dengan kondisi bahasa musik, bahwa lagu atau bahasa musik yang diciptakan tentu berkaitan erat dengan latar belakang pencipta, sedangkan kondisi kejiwaan pencipta dapat terlihat dalam hasil atau karyanya. Dan sesorang atau khalayak yang menggemari ataupun meanyukai karya tersebut dimungkinkan memiliki kedekatan emosional terhap kisah atau cerita yang terdapat dalam lagu atau bahasa musik tersebut. wallahua’lam bishawab

2 Komentar (+add yours?)

  1. fida 'afif
    Nov 03, 2011 @ 15:32:43

    mantab…………….

    Balas

Tinggalkan komentar